Matcha latte—minuman hijau cerah dengan rasa pahit yang khas—telah menjadi tren global dalam beberapa tahun terakhir. Dari kedai kopi mewah hingga gerai minuman kekinian, matcha latte selalu ada dalam menu andalan. Padahal, rasanya tidak semanis frappuccino atau secoklat mocha. Lalu, mengapa minuman berbasis bubuk teh hijau ini begitu populer meski cenderung pahit? Mari kita telusuri alasan di balik fenomenanya.
1. Matcha Bukan Sekadar Minuman, Tapi Budaya
Matcha berasal dari Jepang dan telah menjadi bagian penting dari upacara chanoyu (upacara minum teh) selama berabad-abad. Proses produksinya yang unik—dengan menumbuk daun teh hijau pilihan menjadi bubuk halus—memberikan rasa umami, pahit, dan sedikit manis alami.
Faktor yang Membuat Matcha Berbeda:
✔ Proses shade-growing: Daun teh ditutup sebelum panen untuk meningkatkan klorofil dan L-theanine.
✔ Penggilingan batu: Menghasilkan tekstur bubuk super halus.
✔ Kandungan kafein unik: Memberikan energi tanpa gelisah (tidak seperti kopi).
Dengan latar belakang budaya yang kaya, matcha latte tidak hanya diminum sebagai penyegar, tetapi juga dianggap sebagai simbol gaya hidup sehat dan mindful living.
2. Kombinasi Pahit dan Manis yang Sempurna
Meski matcha murni rasanya pahit, matcha latte biasanya dicampur dengan susu dan pemanis, menciptakan keseimbangan rasa yang enak:
- Susu sapi → Menetralkan kepahitan.
- Susu almond/oat milk → Menambah creamy texture.
- Madu/sirup vanilla → Memberikan sentuhan manis.
Perbandingan Rasa:
Minuman | Rasa Dominan | Keseimbangan |
Matcha murni | Pahit, umami | Strong & bold |
Matcha latte | Creamy, sedikit manis | Seimbang |
Kopi latte | Pahit, roasted | Lebih kuat |
Karena keseimbangan inilah matcha latte bisa dinikmati oleh lebih banyak orang, bahkan yang tidak terlalu suka rasa pahit.
3. Manfaat Kesehatan yang Jadi Daya Tarik Utama
Salah satu alasan utama matcha latte booming adalah reputasinya sebagai superfood. Berikut beberapa manfaatnya:
✓ Antioksidan Tinggi
Matcha mengandung EGCG (epigallocatechin gallate), antioksidan kuat yang membantu melawan radikal bebas.
✓ Meningkatkan Fokus Tanpa Gelisah
Kandungan L-theanine dalam matcha menciptakan efek relaksasi, sementara kafeinnya memberikan energi stabil (tidak seperti “crash” setelah minum kopi).
✓ Membantu Metabolisme & Detoks
Matcha dikenal dapat meningkatkan pembakaran kalori dan membantu proses detoksifikasi alami tubuh.
✓ Baik untuk Kulit
Kandungan klorofil dan vitamin raja zeus slot C-nya membantu mengurangi peradangan kulit.
Dengan klaim kesehatan seperti ini, matcha latte tidak hanya jadi minuman enak, tapi juga pilihan lifestyle yang “lebih sehat” dibanding kopi atau minuman manis.
4. Instagrammable & Estetika Warna Hijau yang Menenangkan
Di era media sosial, visual adalah segalanya—dan matcha latte punya keunggulan di sini:
- Warna hijau cerahnya sangat eye-catching.
- Topping seperti latte art atau bubuk matcha tabur membuatnya fotogenik.
- Gelas transparan atau mangkuk keramik tradisional menambah nilai estetika.
Banyak kafe menyajikan matcha latte dengan presentasi unik, seperti:
- Matcha latte dengan foam tebal
- Layered iced matcha latte
- Matcha dalgona (viral di TikTok)
Faktor “Instagrammable” ini membuat matcha latte semakin populer di kalangan generasi muda.
5. Fleksibilitas: Bisa Dikreasikan dengan Berbagai Varian
Matcha latte bukan hanya satu jenis minuman—ia bisa dimodifikasi sesuai selera:
Varian Matcha Latte yang Populer:
- Iced Matcha Latte → Dingin dan menyegarkan.
- Matcha Red Velvet Latte → Campuran matcha dan beetroot untuk warna ungu.
- Matcha Coconut Latte → Pakai santan untuk rasa tropis.
- Dirty Matcha → Tambahan shot espresso untuk pecinta kopi.
Karena bisa dikombinasikan dengan banyak bahan, matcha latte tetap menarik untuk dicoba berulang kali.
6. Dukungan dari Influencer & Brand Kekinian
Tren matcha latte juga didorong oleh dukungan selebritas, influencer, dan brand besar:
- Starbucks memasukkan matcha latte dalam menu permanennya.
- Artis Korea seperti BTS pernah membawa matcha sebagai lifestyle trend.
- Influencer kesehatan sering mempromosikan matcha sebagai pengganti kopi.
Efek “hype” ini membuat banyak orang penasaran dan ingin mencoba.
BACA JUGA: Mengenal Arsik Khas Medan: Menikmati Hidangan Tradisional yang Kaya Rempah